(Bahasa Indonesia) Keutamaan Lailatul Qadar, 10 Malam Terakhir di Bulan Ramadan

Sorry, this entry is only available in Bahasa Indonesia. For the sake of viewer convenience, the content is shown below in the alternative language. You may click the link to switch the active language.

Di sepuluh malam terakhir Ramadan, dikenal sebagai momen terbaik yang dikenal sebagai malam lailatul qadar

 

Bulan Ramadan sudah tinggal beberapa hari lagi artinya sebentar lagi  hari raya Idulfitri.

Di sepuluh malam terakhir Ramadan, dikenal sebagai momen terbaik yang dikenal sebagai malam lailatul qadar.

Lantas apa sebenarnya keutamaan 10 hari terakhir ramadan atau lailatul qadar itu?

Dikutip dari Nu.or.id, bulan Ramadhan dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama adalah sepuluh hari pertama yang merupakan fase rahmat dan kasih sayang Allah. Fase sepuluh hari kedua dinamakan fase maghfirah yakni ampunan dari Allah SWT, dan Fase sepuluh hari ketiga adalah Fase Itqun minan Nar yakni pembebasan dari api neraka.

Fase 10 hari terakhir menjadi sangat istimewa dan selalu menjadi malam-malam favorit Rasulullah SAW. Beliau sudah memberikan contoh bagaimana memaksimalkan hari spesial 10 malam terakhir Ramadhan ini.

Disebutkan dalam Kitab Fathul Mu’in tiga amalan utama yang mesti dilakukan pada sepuluh akhir Ramadhan adalah pertama memperbanyak sedekah, mencukupi kebutuhan keluarga, dan berbuat baik kepada karib-kerabat dan tetangga.

Kedua, memperbanyak membaca Al-Quran. Imam An-Nawawi menjelaskan, membaca Al-Quran di akhir malam lebih baik ketimbang awal malam dan membaca Al-Quran yang paling baik di siang hari adalah setelah shalat shubuh. Ketiga, memperbanyak i’tikaf di sepuluh terakhir Ramadhan.

Kondisi pandemi Covid-19 saat ini tidak menghalangi umat Islam untuk melaksanakan ibadah i’tikaf. Menurut pandangan sebagian ulama mazhab Syafi’i, diperbolehkan i’tikaf  di ruangan dalam rumah yang dikhususkan untuk shalat. Hal ini disepadankan dengan prinsip “jika shalat sunnah saja yang paling utama dilakukan di rumah, maka i’tikaf di rumah semestinya bisa dilakukan”.

Sementara Guru Besar tetap Universitas Indonesia Prof H Dadang Hawari menyatakan bahwa i’tikaf memiliki manfaat bukan hanya untuk kesehatan rohani. I’tikaf juga memiliki manfaat jasmani di antaranya mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan mampu membangkitkan kekuatan baru. Itikaf juga mampu menghidupkan kembali hati, mendatangkan ketenangan dan ketentraman

Yang menjadikan lebih mulianya sepuluh malam terakhir ramadhan adalah malam Lailatul Qadar yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan (83 tahun). Biasanya jika ingin meraihnya, Lailatul Qadar jatuh pada malam ganjil.

Oleh karenanya i’tikaf di setiap 10 malam akhir bulan Ramadhan menjadi cara meraih malam mulia itu.   Prof Quraish Shihab dalam buku Membumikan Al-Qur’an (1999)  memaknai kata qadar pada lailatul qadar dengan tiga makna yakni pertama bermakna penetapan atau pengaturan, kedua berarti kemuliaan, ketiga berarti sempit. Dimaknai sempit karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi untuk mengatur segala urusan.

Pada malam ini, Allah menurunkan Al-Qur’an, menakdirkan segala urusan, hukum, rezeki dan ajal untuk jangka selama setahun. Malam Lailatul Qadar ditandai dengan situasi langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas.

 

#PKQdarulfalach

#facebook:pusat.kajian.al.quran

#instagram:pkq_darul_falach
#youtube:Pkq darulfalach

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *