Bolehkah Sekali Berwudlu untuk Beberapa Shalat?

PERTANYAAN :
Apa hukum menjaga wudhu, misalkan berwudhu sekali saja untuk shalat dzuhur sampai isya ? Sudah tidak perlu berwudhu lagi apa boleh?

JAWABAN :
Dalam masalah berwudlu untuk tiap shalat, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, meskipun perbedaan tersebut tidak kuat. Dalam hal ini dinukilkan paling tidak ada 4 pendapat :
1. Tidak wajib berwudlu untuk tiap shalat, selama masih suci. Ini adalah pendapat jumhur dari madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali dan semua ulama salaf dan khalaf. 1)
2. Wajib berwudlu untuk tiap kali shalat, meskipun masih suci. Pendapat ini diriwayatkan dari Ikrimah dan Ibnu Sirin. 2)
3. Sekali wudlu maksimal digunakan untuk 5 shalat. Diriwayatkan dari Ibrahim an Nakha’i. 3)
4. Sekali wudlu boleh digunakan untuk banyak shalat bagi musafir dan tidak boleh bagi yang mukim. Pendapat ini disebutkan dalam sebagian kitab tanpa menyebut tokohnya. 4)

Dalil
1. Pendapat jumhur ulama.
a. Firman Allah :
﴿وَإِن كُنتُم مَّرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاء أَحَدٌ مَّنكُم مِّنَ الْغَائِطِ أَوْ لاَمَسْتُمُ النِّسَاء فَلَمْ تَجِدُواْ مَاء فَتَيَمَّمُواْ صَعِيداً طَيِّباً﴾
“dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih)” (QS. Al Maidah : 6)
Dalam ayat di atas disebutkan kewajiban bersuci (tayammum pengganti wudlu) adalah apabila selesai dari buang air (misalnya), apabila bersuci diwajibkan tiap shalat, tentu tidak akan disebutkan ketentuan bersuci setelah buang air ini, karena sama saja setelah buang air atau tidak tetap wajib bersuci.
b. Hadits Abu Hurairah radliyallahu anhu :
لا وضوء إلا من صوت أو ريح
“Tidak (wajib) wudlu kecuali dari bunyi (kentut) atau baunya.” 5)
c. Hadits Buraidah radliyallahu anhu :
أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى الصلوات يوم الفتح بوضوء واحد ومسح على خفيه فقال له عمر رضي الله عنه لقد صنعت اليوم شيئا لم تكن تصنعه قال: عمدا صنعته يا عمر
“Bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan beberapa shalat dengan sekali wudlu ketika hari penaklukan Makkah dan mengusap kedua khufnya. Maka Umar radliyallahu anhu berkata kepada beliau : Engkau melakukan satu hal hari ini yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Beliau menjawab : Sengaja aku lakukan hal tersebut wahai Umar.” 6)
d. Hadits Anas bin Malik radliyallahu anhui :
كان النبي صلى الله عليه وسلم يتوضأ لكل صلاة وكنا نصلي الصلوات بوضوء واحد
“Nabi shallallahu alaihi wa sallam berwudlu setiap shalat, dan kami mengerjakan beberapa shalat dengan sekali wudlu.” 7)
2. Pendapat yang mewajibkan wudlu setiap shalat.
a. Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS Al Maidah : 6)
b. Hadits Anas bin Malik radliyallahu anhu :
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يتوضأ لكل صلاة طاهرا أو غير طاهر
“Nabi shallallahu alaihi wa sallam berwudlu setiap shalat, baik dalam keadaan suci maupun tidak.” 8)
3. Pendapat ketiga dan keempat
Nukilan pendapat ketiga dan keempat dalam beberapa kitab fiqh tidak mencantumkan dalilnya, mungkin mereka berdalil dengan dalil yang digunakan oleh pendapat kedua juga.

Pembahasan Dalil

  1. Beberapa ulama menukilkan ijma’ tentang bolehnya satu wudlu untuk digunakan dalam beberapa shalat. Sebagaimana dinukil oleh Ibnu Abdil Barr 9), Ibnu Qudamah 10), An Nawawy 11) yang menjadikan khilaf yang disebutkan tidak dianggap, atau dianggap khilaf yang syadz. 12)
  2. Hadits Anas yang terdapat tambahan kalimat “baik dalam keadaan suci maupun tidak” merupakan tambahan yang dlaif, hadits yang shahih adalah tanpa tambahan kalimat tersebut.

Kesimpulan
Dibolehkan bagi seorang yang telah berwudlu untuk menggunakan wudlu tersebut dalam beberapa shalat wajib maupun sunnah selama dia belum batal wudlunya.

Catatan
Disunnahkan untuk berwudlu setiap hendak mengerjakan shalat walaupun belum batal wudlunya (meskipun boleh tanpa berwudlu lagi), sebagaimana disebutkan dalam hadits penaklukan Makkah. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi bahwa ulama ber-ijma’ bahwa yang sunnah adalah berwudlu untuk setiap shalat. 13)

Sebagaimana juga disebutkan dalam hadits Abdullah bin Handzalah :
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان أَمَرَ بالوضوء لكل صلاة طاهراً كان أو غير طاهرٍ فلما شق ذلك على رسول الله صلى الله عليه وسلم أُمِرَ بالسواك عند كل صلاة وَوُضِعَ عنه الوضوء إلا من حدث، قال: فكان عبد الله يرى أن به قوة على ذلك كان يفعله حتى مات
“Bahwa Rasulullah _shallallahu alaihi wa sallam dahulu memerintahkan untuk berwudlu setiap shalat, baik dalam keadaan suci maupun tidak, ketika hal tersebut memberatkan beliau, beliau hanya menyuruh untuk bersiwak setiap hendak shalat dan tidak menyuruh untuk berwudlu kecuali bagi yang berhadats.” Sedangkan Abdullah bin Handzalah merasa kuat untuk berwudlu setiap shalat, maka dia senantiasa melakukannya sampai dia meninggal. 14)

Referensi
1) Al Majmu’ (1/532)
2) Majmu’ al Fatawa (21/370)
3) Al Mubdi’ (1/133)
4) Al Majmu’ (1/532)
5) HR Tirmidzi no 74, Ibnu Majah no 515
6) HR Muslim no 277
7) HR Abu Dawud no 171, Ibnu Majah no 509
8) HR Tirmidzi no 58
9) At Tamhid (18/238)
10) Al Mughni (1/95)
11) Syarh Nawawy ‘ala Shahih Muslim (3/177)
12) Majmu’ al Fatawa (21/371)
13) Syarh Nawawy ‘ala Shahih Muslim (3/178)
14) HR Ahmad no 22010, Abu Dawud no 47, Ibnu Khuzaimah no 15

=========================
KAFIA (Kajian Fiqh Aplikatif)
Dibawah asuhan:
Pusat Kajian Al Quran
Pondok Modern Darul Falach Temanggung
PKQ.DarulFalach.com

=========================

Bergabung Sekarang!

Grup Khusus Putra:

Grup Khusus Putri:

=========================

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *